The Last Samurai Movie, setelah nonton lebih dari 5 kali


Jumat. 14 Desember, Adit, teman latihan aikido datang ke warnet. Cerita nya sih nyoba-nyoba adsense gitu. Kebetulan Adit bawa HDD portable nya, yang di dalamnya banyak film bagus. Akhirnya aku ngopi beberapa(hidup pembajakan :D), termasuk diantaranya The Last Samurai.

Sebenarnya aku sudah nonton film ini beberapa kali, mungkin ada kalau lima kali, termasuk nonton di bioskop. Tapi aku kok ingin nonton lagi ya.. dan ternyata memang aku masih sangat menikmati menonton film ini, untuk ke enam kalinya, hehe. Mungkin karena tema nya benar-benar aku suka sih.

Ceritanya sendiri sebetulnya fiksi sekali ya, dan memang tidak terlalu berhubungan dengan sejarah, tepatnya ga singkron aja.

Memang benar Jepang pernah merekrut pelatih militer dari luar negeri, pada jaman Jepang masih dipimpin oleh seorang Shogun (sebelum restorasi Meiji), dan benar memang ada pemberontakan Samurai pada tahun 1877 oleh Saigo Takamori, tapi setting perang, komposisi pasukan, dll tidak mirip (kalau kita lihat di wikipedia, Saigo Takamori justru mengenakan pakaian militer modern, dan salah satu alasan dia memberontak adalah karena Kaisar menolak menginvasi korea, kalau tidak salah).

Pemberontakan Samurai yang dipimpin oleh Katsumoto sebenarnya untuk apa? Mungkin banyak orang yang merasa bahwa apa yang mereka lakukan itu useless, ga guna. Selain hanya agar kaisar mendengar aspirasi mereka. Kedengarannya terlalu ekstrim ya, memberontak hanya agar Kaisar mendengar aspirasi mereka, yaitu agar Kaisar tetap mempertahankan budaya tradisi mereka.

Tapi hal seperti ini cukup sering terjadi di Jepang. Ada juga waktu Nobunaga masih baru diangkat menjadi penguasa klan ODA, dia terlihat ogah-ogahan, maklum dia masih remaja berusia sekitar 15 tahun. Melihat keadaan Nobunaga, seorang pembantu setia ayahnya, Nobuhide, yang bernama .. lupa, melakukan seppuku, bunuh diri ritual jepang, hanya untuk mengkritik Nobunaga. Dan masih banyak contoh lain nya, bisa dicari di google :D.

Nonton film ini, cukup membuat aku kembali bersemangat, dalam hal "budo" dan juga yang lain, terutama melihat betapa keras perjuangan sebagai seorang Samurai, mengalahkan keinginan pribadi, meninggalkan kemalasan dll, dll.

Film ini sendiri, menurut aku, kurang bisa mencerminkan jepang waktu itu, settingnya hanya di tempat2 itu saja, dan juga, banyak plot hole dalam film ini.

Tapi tetap saja, film ini bagus buat kamu yang suka cerita samurai^^.





Comments

Anonymous said…
wah, saingan nich, aku wis nonton 7x bang...., hehehe.......
alugren san....
Kenshusei said…
haha. sep2 :D