J Movies: Hana Yori Mona Ho dan Sugata Sanshiro aka Judo Saga (TV)


Hari Sabtu 5 Januari 2007, aku dan andy ke Jalan Karya Timur, buat lihat2 koleksi d sana. kebetulan di sana aku nemu film Hana Yori Mona Ho dan Judo saga, dan membeli nya: Judo Saga 8000 dan Hana 5000.

Hana Yori Mona Ho bercerita tentang seorang Samurai, Sozaemon yang dikirim klan nya untuk membalas dendam atas kematian ayahnya. Sozaemon sendiri sebenarnya bukanlah seorang Samurai yang mahir dalam Kenjutsu. Bahkan, dia dibuat babak belur oleh seorang sipil-yang tampaknya anggota semacam Yakuza.

Sozaemon, yang selama pencarian pembunuh ayahnya- tinggal di perkampungan kumuh di Edo, justru lebih tertarik dengan Go (catur kuno jepang, othelo mungkin kalau di Indonesia) dan mengajari anak-anak di lingkungan tersebut dalam hal menulis dan semacamnya, dari pada mengajari mereka ilmu pedang.

Suatu saat, akhirnya dia menemukan orang yang dia cari, tapi justru dia mengalami konflik batin karenanya, haruskah dia membunuh orang itu, atau membiarkannya hidup (dengan keluarganya yang terlihat sangat bahagia). Sozaemon sendiri sepertinya sudah menemukan keluarga yang dicintainya, Miyazawa Rie dan anaknya yang berumur 8 tahun.

Film ini juga menampilkan side story tentang 47 Ronin yang membalas dendam atas kematian tuannya (cerita Chuusingura), meskipun mungkin sedikit "diselewengkan" dari kisah yang selama ini kita dengar.

Btw, aku hampir ga kenal semua aktor dalam film ini, selain Miyazawa
Rie yang main di Twilight Samurai, dan juga Asano Tadanobu yang main di Zatoichi dan Gohatto.

Sugata Sanshiro aka Judo Saga

Wah, aku benar-benar kecewa dengan film (atau tepatnya sih Film TV) ini, benar-benar payah. Ceritanya diadaptasi, atau mungkin benar-benar meniru kisah Sugata Sanshiro yang pernah dibuat filmnya tahun 1943 oleh sutradara legenda, Kurosawa Akira.

Akting2 pemain dalam film ini benar2 payah, juga ceritanya yang terlalu singat, juga efek khususnya yang terlalu aneh.

Satu-satu nya hal yang membuat aku bertahan menonton film ini sampai sekitar 1/2 cd, adalah karena aku mengharap adanya action2 menggunakan teknik Judo, dan aku makin kecewa berat.

Action nya (teknik judo) terlalu aneh, hyperbola (masa orang kena Yama Arashi sampai terbang setinggi 3 meteran? dll) .

Akhirnya, 1/2 cd terakhir aku play dengan speed 16x, cuman karena pengen tahu akhir cerita nya saja.

Pokoknya, nyesel banget deh dah beli film ini. Mending kmaren beli filmnya Takeshi Kitano saja, tapi sudah telanjur, gimana lagi?

Comments